Kembali

3 menit waktu baca

Beda Bullying Anak Laki-laki dan Perempuan yang Parents Harus Tahu

By ID LingoAce Team |Indonesia |July 3, 2023

Parenting
blog-images

Bullying adlah fenomena yang terus berkembang yang sayangnya tidak mudah dikenali dan dibendung, Karena itu, penting untuk memperhatikan gejala-gejala ketidaknyamanan yang diungkapkan oleh korban perundungan dan memilih strategi yang tepat untuk bereaksi tanpa terjebak dalam kemarahan atau keinginan untuk membalas dendam.

Ada perbedaan yang signifikan dalam cara bullying anak laki-laki versus cara anak perempuan melakukan perundungan. Anak laki-laki cenderung agresif secara fisik saat melakukan bullying. Anak perempuan cenderung menggertak anak perempuan lain secara tidak langsung melalui kelompok sebaya.

Ketika anak laki-laki terlibat dalam perilaku intimidasi, mereka cenderung melakukan bullying pada anak laki-laki dan perempuan secara setara, sementara anak perempuan cenderung melakukan perundungan pada anak perempuan lainnya.

Cara bullying anak perempuan

Teknik bullying anak perempuan menggunakan metode intimitasi tidak langsung, dan sulit dikenali. Anak perempuan biasanya akan melakukan perundungan secara berkelompok dengan menggunakan kekerasan emosional. Pelaku bully ini sering menggunakan popularitas mereka untuk mendorong remaja lain untuk tidak berteman dengan korban.

Seorang bully perempuan yang populer akan mengharapkan dan meminta gadis-gadis lain dalam kelompoknya untuk mendukungnya dalam menindas gadis yang kurang populer. Mereka juga akan mengeluarkan ancaman pengucilan atas gadis-gadis lain di kelompoknya; agar mereka takut jika tidak mematuhi aturan tersebut.

Masalahnya adalah, acapkali taktik intimidasi yang digunakan oleh anak perempuan untuk mem-bully dianggap sebagai interaksi sosial yang kejam, tetapi normal.

Cara bullying anak laki-laki

Cara bully anak laki-laki biasanya sangat mudah untuk dikenali. Pelaku hampir pasti memilih jalan fisik dengan mengintimidasi, meninju, atau menendang korban. Target yang dipilih para pelaku bullying dari kaum Adam ini juga biasanya adalah mereka yang secara terbuka menunjukkan kelemahan, baik dalam hal fisik maupun performa publik.

Identik dengan para pem-bully perempuan, pelaku bully anak laki-laki juga akan melakukan perundungan dengan berkelompok. Masalahnya, ikatan kelompok ini sangat erat di mana tiap anggotanya biasanya akan melakukan tindakan apa pun termasuk melakukan bullying demi tetap mendapatkan posisi dalam kelompok tersebut.

Selain itu, status dalam kelompok pem-bully laki-laki biasanya sangat didasarkan pada hasil perkelahian yang membuat potensi perseteruan fisik menjadi semakin mainstream dipilih untuk teknik perundungan.

Mencegah potensi perundungan

Meskipun normal bagi remaja untuk membentuk kelompok sosial dan ikatan yang erat dengan orang-orang tertentu dengan mengesampingkan orang lain, namun arah kelompokk dengan tujuan intimidasi atau mempermainkan kelompok atau individu lain adalah hal yang salah. Ketika kelompok ini menyebabkan ketakutan, memanipulasi, dan mengintimidasi orang atau membuat orang lain merasa bahwa mereka lebih rendah, maka semua orang dewasa yang berkepentingan, seperti orang tua dan para guru harus segera turun tangan untuk menghentikan perilaku ini.

Para orang tua juga bisa memilih jalur kreatif dengan "menyibukkan" anaknya dengan pelajaran tambahan agar si anak tidak lagi bergabung dengan kelompok perundungan tersebut. Misalnya saja, dengan menggunakan periode promo daftara kelas free trial di LingoAce untuk kursus bahasa Mandarin. Selain dapat manfaat hard skill dan kemampuan berbicara bahasa asing, peserta didik juga akan mendapatkan pengalaman belajar yang unik dengan pendekatan digital.

Selain itu, LingoAce juga menyiapkan pendekatan personal yang sangat khusus dengan memperhatikan mood belajar, background sosial, dan juga tingkat kemampuan peserta didik. Dengan teknik yang satu ini, startup kelas dunia ini telah berhasil mengajarkan lebih dari 300 ribu murid dari 80 negara. Yakin, enggak mau gabung sekarang?

All members of the team have a background in linguistic education, strong bilingual abilities, and at least two years of international experience. They have a good understanding of the living environment and language environment overseas, focusing on the language learning experience for children aged 3-15. They continue to introduce Chinese culture to children across the globe, and are the best storytellers in LingoAce, helping to facilitate language learning for parents overseas.​