Kembali

3 menit waktu baca

Hal yang Harus Parents Lakukan Jika Anak Melakukan Bullying

By ID LingoAce Team |Indonesia |July 3, 2023

Parenting
blog-images

Tidak mudah untuk menerima fakta bahwa anak yang sangat kita sayangi adalah pelaku tindakan bullying. Dan acapkali, bahkan ketika kita sudah menyadarinya, tidak mudah untuk dapat menerimanya. Tetapi jika situasinya telah gamblang dan jelas, inilah yang perlu dilakukan para orang tua:

  1. Pastikan untuk langsung melakukan intervensi dengan dibantu oleh orang dewasa lainnya di tempat-tempat yang dihadiri anak, misal sekolah dan tempat les.

  2. Berkolaborasi dengan orang dewasa lainnya, tanpa bersikap defensif. Faktanya, kesulitannya adalah untuk mengambil sikap kolaborasi, tanpa terlalu defensif terhadap anak-anak.

  3. Namun, pada saat yang sama, ada baiknya para orang tua dapat membuka dialog dengan anak-anak mereka untuk memahami alasan mereka melakukan 

    bullying

    .

  4. Selama periode tersebut, pastikan untuk mengingatkan anak tentang efek dari perilaku mereka dan dampak buruknya.

  5. Ketika diperlukan, maka tidak ada salahnya untuk menanyakan saran dari para profesional.

Mengapa anak bisa menjadi pelaku bullying?

Tentu saja pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan dalam memastikan bahwa perilaku perundungan tidak lagi terjadi. Apabila antara orang tua dan anak terjadi komunikasi yang bersifat kekerasan dan pemaksaan, maka kemungkinan besar kondisi ini dapat mebuat anak menjadi pelaku bullying.

Namun, motivasi yang menjadikan seseorang menjadi pelaku bullying tidak pernah sama. Karena itu, beberapa faktor lain, seperti orang tua yang terlalu otoriter atau terlalu longgar juga berbahaya.

Pada banyak kasus, anak bisa meniru sikap orang tua yang tidak memberinya ruang komunikasi dan selalu mencoba untuk menang sendiri tanpa memperhatikan perasaan anak. Tapi, gaya yang terlalu permisif pun tidak tepat, karena bisa merangsang rasa kemahakuasaan pada anak-anak.

Alasan lain mungkin karena sistem sekolah yang terlalu kompetitif, yang dapat mendukung sistem yang didasarkan pada intimidasi. Atau faktor sosial lainnya, seperti relevisi atau game yang mendukung penggunaan kekerasan. Dan terakhir, faktor individu, seperti anak yang berperilaku seperti pelaku intimidasi karena tidak berempati dan tidak merasakan penderitaan korban.

Mencegah anak menjadi pelaku bullying?

Pertama-tama, orang tua harus berhati-hati dan selalu mengamati anak-anak dan berkomunikasi dengan mereka. Sering kali parents kerap baru tahu bahwa anak mereka adalah pelaku bullying, ketika mereka dipanggil ke sekolah, atau ketika bukti yang tidak dapat disangkal muncul. Nah, untuk menghindari skenario ini, periksa secara berkala apakah si kecil ternyata memiliki tanda-tanda seorang pelaku bullying.

  • Anak dengan sukarela dan sering berpartisipasi dalam pergumulan fisik atau verbal

  • Memiliki tema yang suka menggertak orang lain

  • Berperilaku semakin agresif bahkan untuk hal-hal yang tidak penting

  • Sering diingatkan oleh kepala sekolah

  • Memiliki uang ekstra atau pulang dengan barang-barang baru

  • Kerap menyalahkan orang lain atas masalah mereka dan tidak tahu bagaimana cara bertanggung jawab atas tindakannya sendiri

  • Terlalu kompetitif dan peduli dengan reputasi

Jika anak telah terindikasi memiliki ciri-ciri di atas, maka ada baiknya orang tua untuk langsung melakukan hal berikut:

  • Mendengarkan dan coba memahami motivasi dari perilakunya

  • Memberikan contoh yang baik

  • Menghargai perilaku positif

  • Membuatnya meminta maaf kepada para korban

  • Melakukan monitoring berulang untuk memastikan kejadian perundungan tidak lagi terjadi.

Selama periode ini, ajarkan anak juga untuk aktif belajar baik secara formal maupun informal. Misalnya, arahkan energi aktifnya untuk belajar bahasa Mandarin di LingoAce yang notabene memiliki dampak besar untuk masa depannya. LingoAce juga memastikan bahwa konsep kelas dengan peserta yang minimal dapat mengeliminasi potensi terjadinya bullying antarpeserta didik.

Selain itu, metode pengajaran dan belajar yang ada di LingoAce juga telah diperika secara langsung oleh kurikulum terbaik, serta dijalankan secara prinsipil oleh tenaga-tenaga pengajar yang profesional. Yuk, gabung LingoAce sekarang juga, kapan lagi bisa belajar bahasa Mandarin dengan native speaker hanya mulai dari Rp 83 ribu?

All members of the team have a background in linguistic education, strong bilingual abilities, and at least two years of international experience. They have a good understanding of the living environment and language environment overseas, focusing on the language learning experience for children aged 3-15. They continue to introduce Chinese culture to children across the globe, and are the best storytellers in LingoAce, helping to facilitate language learning for parents overseas.​